Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Sakit Anemia Akut yang diderita Istrinya dan Paru-Paru Basah Mengantarkan Owner Griya Sehat Kaesha Menjadi Ahli Penyehatan Metode PAZ Al Kasaw
Awalnya, Pada tahun 2006 Bang Firman Kaesha Mendapatkan Keluhan yang dari Kecil sudah dia rasakan sebenarnya, namun baru tahun 2006 itu baru ketahuan ada Diagnosa bahwa Bang Firman Memiliki Sakit Paru-paru Basah.
Dan Pada tahun 2014-2019 Sang Istri Anemia Akut dan setiap kali Kecapean, Pasti masuk ke RS untuk melakukan Transfusi darah.
Hingga Akhirnya ketemu dengan PAZ Al Kasaw dan dengan Kemurahan Hati dari Gurunda Ustadz Haris Moedjahid yang mengajarkan Ilmu Tentang Penyehatan Metode PAZ Al Kasaw Biidznillah Alloh Berikan Kesembuhan.
Sejak Saat itu Bang Firman Kaesha, Kak Wahyu Kaesha dan Team Terapis GSK Jogja Belajar serta menekuni Terapi Penyehatan Sehingga Telah Lebih dari 6010 Orang klien dengan berbagai keluhan sakit sudah dibantu.
Selayang PANDANG KAMI Untuk Keluhan Asam Urat :
Tonton Selengkapnya :
Kisah Bu Risma dan Terapi Asam Lambungnya
Di sebuah desa kecil di Gamping, hiduplah seorang wanita bernama Bu Risma. Ia adalah seorang ibu rumah tangga
yang aktif dan penuh semangat. Namun, beberapa bulan
terakhir, Bu Risma mengalami masalah kesehatan yang mengganggu
aktivitasnya. Ia sering merasakan nyeri di perut, mulas, dan
kadang-kadang mual.
Setelah berkonsultasi dengan dokter, ia didiagnosis
mengalami asam lambung tinggi.
Awalnya, Bu Risma merasa putus asa. Ia tidak bisa menikmati
makanan kesukaannya, dan rasa sakitnya seringkali mengganggu tidurnya.
Namun, ia tidak ingin menyerah. Dengan tekad yang kuat, Bu
Risma memutuskan untuk menjalani terapi yang disarankan oleh dokternya.
Terapi yang dijalani Bu Risma meliputi perubahan pola makan,
penghindaran makanan pemicu, serta konsumsi obat yang sesuai.
Ia mulai mencatat semua makanan yang dimakannya dan
bagaimana reaksi tubuhnya setelah makan. Dengan disiplin, ia menghindari
makanan pedas, berlemak, dan asam.
Selama beberapa minggu Belum ada dampaknya yang signifikan,
hingga beberapa bulan lamanya.
Akhirnya Bu Risma terapi di Griya Sehat Kaesha, dengan
Beberapa Gerakan dan lansung kita berikan apa yang menjadi pantangannya,
alhamdulillah Beliau merasakan perubahan yang signifikan.
Rasa nyeri di perutnya berkurang, dan ia mulai bisa tidur lebih nyenyak.
Ia juga menemukan bahwa mengonsumsi makanan kecil namun
sering membantu mengendalikan gejala asam lambungnya.
Setelah beberapa bulan menjalani terapi, Bu Risma merasa
jauh lebih baik. Ia bahkan bisa kembali menikmati waktu bersama keluarganya
tanpa terganggu oleh rasa sakit. Bu Risma merasa bersyukur
atas perubahannya, dan ia percaya bahwa dengan usaha dan kesabaran, ia bisa
sembuh.
Kini, Bu Risma menjadi Lebih Sehat...
Bapak Muhadi dengan Kondisi sebelumnya tidak bisa Jalan dan Berlari.
Perjuangan Mas Galuh Mengatasi Saraf Kejepit
Galuh adalah seorang Siswa berusia 18 tahun yang aktif dan penuh semangat. Ia selalu menyukai olahraga, terutama lari. Namun, suatu hari, ia merasakan nyeri tajam di kakinya yang membuatnya sulit bergerak. Setelah berkonsultasi dengan dokter, Galuh didiagnosis menderita saraf kejepit.
Awalnya, Galuh merasa putus asa. Kakinya terasa berat dan panjang sebelah, dan ia tidak bisa berlari lagi. Aktivitas sehari-harinya terganggu, dan ia merasa kehilangan bagian dari dirinya. Namun, Galuh tidak ingin menyerah. Ia memutuskan untuk menjalani terapi fisik.
Tepat Awal Tahun 2025, Galuh pergi ke Griya Sehat Kaesha. Terapi dimulai dengan latihan ringan untuk memperkuat otot-otot di sekitar area yang terkena saraf. Meskipun terasa menyakitkan pada awalnya, Galuh perlahan mulai merasakan perubahan. Kami mengajarinya teknik pernapasan dan relaksasi yang membantunya menghadapi rasa sakit.
Setelah beberapa menit menjalani terapi, Galuh merasakan kemajuan yang signifikan. Kakinya mulai terasa lebih kuat, dan ia bisa bergerak lebih leluasa. Ia bahkan bisa berjalan tanpa bantuan. Galuh merasa seperti mendapatkan kembali kebebasannya.
Puncaknya, Galuh kembali berlari di jalur favoritnya. Dengan setiap langkah, ia mengingat perjuangannya dan rasa syukur yang mendalam atas kemajuan yang telah dicapainya. Saraf kejepitnya tidak lagi menjadi penghalang; ia telah belajar untuk mengatasi tantangan dan menghargai setiap momen.
Kini, Galuh tidak hanya menjadi pelari, tetapi juga seorang motivator bagi orang lain yang mengalami masalah serupa. Ia sering berbagi kisahnya di media sosial, menginspirasi banyak orang untuk tidak menyerah pada impian mereka, meskipun menghadapi rintangan.
